Soto Lamongan Pak Dhe Rudi, Bangil

Wisata soto, rasanya begitu ya. Beberapa postingan diblog saya ini sepertinya sudah beberapa kali membahas tentang soto, soto di wilayah Pandaan sudah pernah, kemudian di Malang ada sekali, dan sekarang nyoba ke daerah Bangil.

Berawal informasi dari teman sesotoan, cerita kalau di Bangil qda soto lamongan enak. Hmm, penasaran, harganya sih ya standar Rp 12.000,- per porsi. Hanya katanya itu dagingnya tebal dan gak keras, agak banyak.

Maka dicobalah saya menuju TKP, saya pikir Pandaan ke Bangil tak terlalu jauh.

Namanya adalah Soto Lamongan Pak Dhe Rudi, lokasinya adalah di sisi Jalan Raya Pandaan - Bangil, sebelum ke Pasar Bangil ada sebelah kiri.

Sebelum GI Bangil pokoknya lokasinya, kalau ke atas terus itu arah Bangil, Pasuruan. Kalau ke bawah itu ke arah Pandaan. Ternyata nama jalannya adalah Jalan Mangga.

Kalau di GMaps mudah koq mencarinya, itu saya share screenshoot GMapsnya. Lebih jelas lihat foto yang saya bagikan di atas ya. Biar gak bingung.

Di dalam, tempat makannya emang gak luas, ya kalau lagi penuh repot juga sih, karena tempat terbatas. Hanya ada beberapa bangku, dan kalau mau pakai sistem new normal rasanya tidak mungkin deh.

Apa sih yang membedakan dengan soto lainnya? Ini menurut saya ya, sensasi orang² bisa berbeda-beda, ini lebih ke selera dan perasa lidah.

Itu dia penampakannya, itu kuahnya agak keruh kekuningan khas ada sensasi asam² jeruknya.

Soto Pak Dhe Rudi ini kuahnya keruh, cenderung ada sensasi asam² jeruknya. Jadi mungkin ya, daun jeruknya dicampur dikuah, jadi rasa asam jeruknya lebih terasa.

Kemudian, disajikan panasnya gak menohok. Kan ada tuh yang makan gak seneng panas², nah soto yang disajikan ini tetap panas tapi siap santap, gak perlu nunggu dulu. Kalau saya sih, selalu siap santap wakau kata orang lain bilang itu panas. Soalnya, makan soto dingin itu gak enak.

Kemudian menurut saya, tidak ada sensasi bau amis² gitu. Saya pikir karena aroma jeruk yang buat aroma amis hilang, berbeda dengan soto langganan saya di Pandaan, terkadang saya suka mencium aroma bau amis gitu, entah dari mana. Tapi masih layak makan, itu aroma khas saja sih.

Soal dagingnya memang sedikit lebih banyak dan empuk, ya gak keras² amat, dikunyah sebentar ya bisa langsung telan. Soalnya ada soto yang daginynya itu susah dikunyah dan ditelan, apalagi yang makan seperti saya yang agak rewel soal keempukan daging.

Untuk minuman, segelas jeruk panas dihargai Rp 3.000,- lalu kemudian kerupuk itu dihargai Rp 200,- ya karena kerupuk kecil², jadi tidak diplastikin gitu, tapi ambil sendiri. Kalau ini sih ada potensi resiko penularan covid19, ya bisa saja yang makan tangan kurang bersih, kan ambil kerupuk biasanya milih, nah ini jadi potensi. Hati² kalau soal ini ya.

Ya begitu kira² sharing atau catatan saya sehabis nyoba soto si tempat lain. Ya buat nambah referensi ya juga suka soto lamongan modelnya. Sampai jumpa dicatatan lainnya. -cpr-

2 komentar:

  1. Soto lamongan Pak Dhe Rudi mantap. Rasa enak, harga bersahabat. Terima kasih informasinya, Mas.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.