Moke, "Soju" Flores
Beberapa waktu yang lalu saya sampai bela² jauh² ke Surabaya untuk membeli soju dari teman. Soju itu minuman beralkohol khas negeri gingseng, Korea. Saya juga pernah posting tentang Soju diblog saya, tautannya saya bagikan di bawah.
Baca juga: Mengenal Soju, Salah Satu Minuman Khas Korea
Nah kali ini saya mau kenalkan 'soju' khas lokal Indonesia, khas dari kampung saya punya bapak, Flores. Ya benar, bapak saya orang Flores. Di sana ada minuman beralkohol khas daerah sana. Sejak kecil saya kenal dengan sebutan moke.
Baca juga: Cham Joein Soju: Flavour Lime
Ketika acara keluarga, kumpul keluarga, moke ini sering dihidangkan dan jadi minuman wajib ada saat acara² keluarga, misalnya pernikahan, orang meninggal atau pertemuan² keluarga semacam arisan atau rapat keluarga. Bahkan acara² ringan, moke kerap tersaji.
Ilustrasi, moke sedang mengalir dari proses penyulingan ke botol/jerigen tampung | Sumber: Merah Putih |
Sebenarnya, apa sih moke itu? Bagi yang baru dengar pasti bertanya-tanya, apa itu moke. Saya mau sharing dicatatan kali ini. Karena kebetulan saya baru dapat oleh² dari sepupu saya yang kebetulan lagi berada di Jawa untuk urusan kursus.
Moke adalah minuman tradisional khas dari Pulau Flores. Moke terbuat dari proses penyulingan tanaman siwalan (pohon lontar) atau juga dari pohon enau.
Selain disebut sebagai moke, minuman ini juga punya sebutan lain seperti sopi, dewe.
Bagi masyarakat Flores, moke adalah simbol adat, persaudaraan dan pergaulan masyarakat Flores.
Berbeda dengan soju dibuat dari beras. Seperti yang disebutkan di atas, moke terbuat dari proses penyulingan, terutama bahannya adalah buah dan bunga dari pohon lontar atau bisa juga menggunakan pohon enau.
Hingga saat ini pembuatan moke masih dilakukan secara tradisional oleh masyarakat, mereka melakukannya di kebun, menggunakan alat² sederhana seperti periuk gerabah / tanah. Untuk menghasilkan satu botol moke itu bisa membutuhkan waktu hingga 5 jam, karena air yang diperoleh merupakan proses penyulingan tetes demi tetes.
Bagi masyarakat Flores, kualitas moke terbaik adalah yang bisa terbakar, mereka biasa menyebutnya 'BM' atau 'bakar menyala'. Moke kualitas ini biasanya disajikan pada acara adat penting, pernikahan dll. Disajikan sebagai pendamping menu makanan utama.
Harga moke untuk sebotol dijual diharga 15-25K untuk ukuran botol sedang. Harga ini pun mempengaruhi kualitas. Bahkan ada moke untuk obat dijual dengan harga lebih mahal 70-100K.
Moke itu ada jenis² nya. Memang yang saya tahu hanya yang varian bening saja sejauh ini, namun ternyata ada varian lainnya, dan kamu harus tahu, apa saja itu:
# Moke Putih : merupakan nira hasil sadapan langsung dari pohon lontar atau pun bisa dari pohon enau. Air sadapan ini rasanya cenderung manis, dan bisa dijadikan untuk bahan membuat gula merah. Moke putih yang diminum langsung biasanya ditempatkan dalam wadah bambu yang tidak dibersihkan, supaya terjadi peragian alami, membuat rasa moke putih ini agak pahit.
# Moke Hitam : ini hanya namanya saja ya, pada dasarnya berwarna bening agak kekuningan. Ini merupakan moke yang kita kenal kebanyakan. Dibuat dari hasil penyulingan moke putih. Rumah / saung penyulingan moke dalam bahasa daerah nagakeo disebut Kuwu Tua.
Baca juga: Mengenal Klasifikasi Golongan Alkohol
Masyarakat Flores sendiri sebenarnya menganggap bahwa moke tidak boleh dikonsumsi sampai mabuk, atau sampai digunakan untuk mabuk-mabukan. Namun pada kenyataannya di masyarakat, orang dewasa hingga anak muda minum² moke untuk menunjukan kejantanan, kuat²an siapa yang bisa mengkonsumsi banyak dan kuat, pada akhirnya tubuh yang terlalu terpapar alkohol dalam jumlah banyak berimbas pada mabuk. Pada akhirnya, efek dari orang yang mabuk bisa kita pahami sendiri.
Bahkan sering sekali dijumpai anak² usia sekolah, pelajar, mahasiswa ya ketagihan moke ini hingga hari² senggangnya diisi dengan minum moke sama seperti minum minuman biasa. Ini yang sangat disayangkan sih.
Saat ini moke sudah jadi salah satu produk oleh² dari Flores. Ya meski jika dibawa keluar Flores bagi daerah lain, minuman ini tetap dicap sebagai minuman keras. Peredarannya tetap mendapat notifikasi, sama seperti minuman keras lokal lain.
Sebenarnya butuh kearifan dari tiap² orang atau pribadi dalam memanfaatkan moke atau minuman beralkohol lokal lain. Tidak hanya di Flores, hampir setiap daerah di pelosok nusantara punya sebutan untuk minuman beralkohol lokalnya.
Jika kita lihat orang luar negeri, mereka jauh lebih bisa memanfaatkan minuman keras untuk konsumsi sehari-hari. Walau ada sisi tertentu efek dari minuman beralkohol pada dasarnya tak berdampak baik. Tapi jika dikonsumsi secukupnya saja rasanya masih memungkinkan. Namun tetap jika disinggungkan dengan ajaran agama tertentu pasti kontradiksi.
Ya segitu saja sharing informasi seputar moke, 'soju' nya orang Flores. Ini saya lagi menikmati segelas moke, sebagai teman menulis catatan ini. Aromanya khas, dengan rasa agak² pahit dan agak aneh, ya khas² rasa minuman beralkohol, hanya saja ini lokal punya.
Sampai jumpa dicatatan lainnya. Ingat ya, jangan gunakan moke untuk mabuk²an, hei anak² muda, anda itu sering gunakan moke untuk mabuk²an, sadar dirilah, anda ini adalah penerus² bangsa, jadi gunakan moke dengan bijak! -cpr-
Leave a Comment