Kue Cucur Stasiun Manggarai
Di halaman depan Stasiun
Manggarai itu banyak sekali pedagang makanan, ya jajanan seperti yang dijual di
sekolahan gitu. Mereka berjualan sejak pagi hingga malam. Ada banyak yang
dijajakan, umumnya adalah makanan, meski ada juga yang jual kaos kaki, masker
dan kawan-kawannya.
Di sana saya punya langganan jajanan, kalau pas pagi lapar banget
karena belum sarapan, ada pedagang kue-kue basah. Misalkan sore, lapar tak
tertahan, perjalanan ke Depok masih jauh, saya suka beli pempek 'sd', kalau
pengen praktis saya biasa beli bakpao. Ups, tapi kalau bakpao, jangan beli di
sini, mahal. Bakpao sejenis di stasiun lain hanya 3,5K, sedangkan di sini bisa
2x lipatnya. Saya sudah 3x beli selalu dapat harga 'jackpot'.
Ada satu jajanan baru yang beberapa minggu terakhir menarik
perhatian saya, yaitu pedagang kue cucur. Awalnya saya acuh, tapi penasaran
juga, kangen sama kue satu ini. Si pedagang menggoreng si cucur di situ, jadi
dipastikan masih panas-panas hangat gitu.
Kue cucur memang lebih enak jika dinikmati masih baru keluar dari
penggorengan. Kue ini memang cenderung berminyak. Jadi kalau jajan kue ini
sambil mobile, harus sedia tissue, lap atau sejenisnya.
Kue ini merupakan makanan tradisional khas Asia Tenggara. Dikenal
di Indonesia, kita tahu namanya kue cucur, di Thailand dikenal dengan nama
khanom jujun atau khanom fak bua dan di Malaysia kuih cucur, di Brunai dan
Malaysia di utara Kalimantan dikenal dengan pinjaram.
Jajanan ini terbuat dari tepung beras dan gula aren, lalu kemudian
digoreng. Bentuknya seperti lingkarang, menggembung tapi di tengahnya seperti
'berkawah'. Hmm, bisa dibayangkan seperti penampilan anak krakatau yang habis
erupsi beberapa waktu yang lalu.
Di Indonesia, kue cucur yang dikenal biasanya sering dihidangkan
saat acara-acara adat Betawi. Di Thailand, kue ini dihidangkan saat acara
pernikahan, melambangkan cinta dari pasangan yang baru menikah.
Soal bahan dasar tepung beras, enak tidaknya kue cucur ini
bergantung pada kualitas tepung beras dan gula arennya. Kalau penjual atau
pembuatnya sembarangan, pasti hasilnya tidak begitu enak. Seperti contoh,
pembelian saya yang keberapa kali di pedagang pinggir jalan, saya merasakan kue
cucur yang dimakan itu seperti baru prengus tepung yang 'basi'. Mungkin soal penyimpanan
tepung yang kurang baik atau fresh, jadi kaya ada rasa apeg.
Masalah klasik penjual makanan di pinggir jalan, demi bisa dijual
dengan harga terjangkau, kualitas makanan yang disajikan jadi terabaikan. Belum
lagi soal higeinisnya.
Kue cucur di Manggarai yang saya temui ini, untuk saat ini dijual
5K isi 4 pcs. Disarankan untuk membelinya saat masih panas, minimal masih
hangat. Kalau sudah dingin itu tidak begitu nikmat, oke si buat dimakan ketika
dingin tapi feelnya kurang.
Kalau pas mampir Manggarai, lapar, kue cucur bisa jadi pilihan
buat ganjel perut, lumayan saya makan porsi goceng ini, setidaknya bisa ganjal
lapar sesaat. Selamat mencoba. -cpr-
Aduh makan kue cucur anget-anget itu nikmat sekali...
BalasHapusAsal dimasak dengan bahan2 terbaik, itu kue cucur pasti maknyoss
HapusTerkadang banyak yg ngolah cucur tp bahannya gk fresh, jd ada bau2 prengus dari tepungnya, jd gk lezat