Kopi Bubuk Cafe Royal Paradise Arabica
Beberapa waktu lalu saya ke supermarket, niatnya adalah mencari kopi yang masih bijian, supaya bisa digrinding sendiri sesuai dengan selera, karena kebutuhan ngopinya kan beda².
Tapi cari ke loss rak dari supermarket yang saya datangi tidak ada jual yang biji, adanya yang bubuk. Memang kalau kopi sudah bubuk itu lebih praktis, bisa diseduh tubruk, V60, bisa juga pakai mokapot. Tapi memang lebih seru saja kalau koleksi yang masih bijian.
Akhirnya milih² kopi di rak supermarket ini, pilihan saya jatuhkan pada kopi dengan kemasan color full, alasannya karena menarik saja sama kemasannya.
Ternyata harga kopi itu gak sembarangan, ya ukuran 100 gram saja kisaran harganya itu 30K up, yang lebih malah dari itu justru lebih banyak.
Saya pilih kopi dengan kemasan yang kalian bisa dilihat didokumentasi yang saya share di atas. Produk ini saya bilang oke, ya premium lah. Kopi dikemas dengan kemasan yang bagus, ada lubang fentilasinya lho.
Produk kopi bubuk asli ini diproduksi oleh PT JJ Multi Utama, Indonesia, Jakarta. Nama produk yang tertulis dikemasan yang color full ini "Cafe Royal Paradise Arabica".
Oh ya, jadi ini produk kopi bubuk ya, jadi gak perlu grinder lagi, untuk kualitas bubuknya itu relatif halus, bisa untuk digunakan buat espresso, by mesin espresso atau mokapot.
Untuk soal karakter kopinya, produk satu ini mengklaim untuk flavor rasa #5 dan acidity #2.
Lalu apakah memang benar begitu?
Ini menurut selera saya ya, saya jawab iya sesuai sih. Untuk keasaman ya atau acidity nya ya misalkan diklaim skala #2 ya sesuai. Karena ketika kopi dinikmati sudah dingin, itu tidak terlalu asam, pas lah dilidah saya. Karena saya pernah merasakan yang lebih asam dari ini.
Kemudian soal flavor, saya suka rasanya, jadi gak seperti kopi, lebih fruity sih menurut saya, jadi jika mereka klaim skala #5 it's oke sih.
Oh ya, untuk taste yang saya rasakan itu ketika beberapa kali saya membuatnya dengan metode manual brew V60.
Ini pas lagi nge-brew time, ala² kemping di depan rumah. Mantabs sensasinya.
Yang menarik, itu rasa pahitnya tidak terasa bahkan ketika tidak pakai gula, murni kopi itu rasanya sudah pas deh, jadi menikmati kopi sesungguhnya tanpa ada pahit² banget. Cenderung mild sih, bahkan malah soft banget. Mungkin karena saya pakai kopi 15 gram, air panas 90°C 250 ml karena saya sajikan diserver kopi.
Kali ini saya coba manual brew lagi dengan tubruk, saya mau ngetes gimana si sensasinya dengan beda metode brew, apakah saya dapatkan rasa yang sama seperti ketika memakai V60?
Jujur ya, pas nge-brew tubruk, sensasi si kopinya gak bisa dinikmati, soalnya ampasnya cukup mengganggu, jadi harus biarkan ampas mengendap dulu. Padahal saya hanya gunakan 8 gram saja.
Kebetulan pas brewing dengan tubruk, saya pakai gula 15 gram, kemudian airnya saya pakai 125 ml. Sensasinya cenderung tebal dan memang gak bisa saya rasakan manisnya gula karena terganggu sama ampasnya 😂.
Mungkin lain kali saya sajikan dengan head to head yang sama ya, mungkin karena itu yang membuat sensasi rasanya berbeda.
Tapi jujur saja, saya lebih suka pakai V60, karena bebas ampas dan bener² bisa menikmati kopinya lebih leluasa.
Yups segitu dulu deh yang bisa saya sharing, kalau ada tambahan informasi saya akan share dikolom komentar. Mungkin lain waktu saya coba pakai mokapot, kita rasakan sensasinya seperti apa.
Sampai jumpa dipostingan lainnya, bahas soal produk lainnya. -cpr-
Leave a Comment