Lemonilo "Mie Instan Alami" Rasa Mie Goreng
Jalan-jalan ke pusat perbelanjaan swalayan paling seru memang keluar masuk ke los mie instan, karena di sana banyak sekali jajaran mie-mie, yang dibuat oleh masing-masing pabrikan, dengan rasa dan kemasan beranekaragam.
Sejak beberapa bulan lalu, memang saya sedang senang nyobain mie instan yang saya anggap unik, menurut selera saya, dari kemasan dan penasaran akan rasanya. Jadi memang tidak semua mie instan saya coba, hanya yang sesuai dengan selera saya.
Kali ini ada satu mie instan yang saya anggap baru, ya baru lihat. Tapi katanya sih sudah ada diiklan televisi. Namanya Lemonilo, dia ini punya tag line mie instan alami. Sepertinya antimainstream, karena selama ini mie instan dianggap "racun", dengan segala macam pengawetnya. Coba kita lihat, apa sih yang coba "dijual" lemonilo ini?
Mie instan satu ini produksi dalam negeri alias Indonesia punya, diproduksi oleh UD Sehat Sejahtera untuk PT Lemonilo Indonesia Sehat. Tidak ada informasi dimana pabrikannya, di daerah mana di Indonesia ini. #abaikan
Tag line yang coba dijual mie instan ini adalah alami. Yang dimaksud alami ini adalah proses pembuatan, dimana kebanyakan mie instan dibuat dengan cara digoreng, sedangkan Lemonilo ini dibuat dengan cara dioven, untuk membuat mie menjadi kering, kaku dan awet. Proses penggorengan mie instan ini yang dianggap menjadi memiliki kada lemak trans yang tinggi.
Selain soal pembuatan, mie instan ini dibuat dengan bahan alami, tanpa pewarna, pengawet, MSG tambahan, lebih rendah gluten. Tentunya ada yang dikorbankan, dimana periode kadaluarsanya lebih singkat daripada mie instan lainnya.
Kemasannya ini berwarna hijau, ya untuk rasa yang saya temui kali ini adalah rasa mie goreng. Kemasannya berwarna hijau muda dengan kombinasi putih, bahan plastiknya itu kaya produk makanan ringan gitu, beda deh plastiknya dengan produk mie instan yang biasa saya jumpai. Jangan khawatir, mie instan ini sudah berlabel halal. Ada kemasan transparannya, jadi bisa melihat ke dalam warna dan bentuk mie nya seperti apa.
Cara memasaknya ya biasa kaya mie instan biasa lah ya, gak perlu juga saya jelaskan di sini, yang jelas mie instan ini adalah mie goreng, jadi bukan mie rebus, jadi cara penyajiannya sama seperti mie instan goreng lainnya. Jelas ya!
Di dalam kemasan mie instan ini terdapat mie pastinya, kemudian bumbu dan pelengkap lainnya. Isinya hanya itu sih.
Oh iya, mie ketika belum dimasak ini agak beda, warnanya ini hijau, kemudian mie nya tipis-tipis kaya kering gitu, warna hijau ini ternyata dari bayam. Nah, mari kita cari tahu bagaimana rasanya setelah direbus selama empat menit.
Soal rasa, agak berbeda dengan mie instan yang biasa saya makan selama ini, kenyal untuk ukuran mie kecil seperti ini. Beda dengan kenyalnya mie instan dari Indomie rasa Mie Aceh, kalau itu dia kenyal karena mienya besar-besar. Yang membuat rasanya jadi biasa ya itu karena rasa yang saya makan ini adalah rasa 'mie goreng'. Mungkin kalau saya coba rasa lainnya, sensasinya bisa berbeda. Tapi secara umum saya suka sih, mungkin akan saya coba rasa lain jika saya menemukan rasa yang lain.
Kalau hasil searching, Lemonilo ini punya beberapa rasa, antara lain ada yang berkuah itu rasa ayam bawang, rasa kari ayam, seperti yang saya lihat di website Lemonilo, klik saja link terkaitnya pada tulisan bergaris bawah. Kalau soal harga, yang saya temui di salah satu swalayan di Pandaan, dijual dengan harga Rp 6.200,- per bungkus. Murah? Mahal? Relatif sih, jika dibandingkan dengan mie instan biasa ya mahal, tapi dengan melihat "alami" yang coba ditawarkan Lemonilo, rasanya sih worth it.
Pastinya saya akan mencari rasa lainnya di swalayan yang saya sambangi, sekalian juga mengetes penyebaran pemasaran mie instan ini. Cara yang paling mudah ya melalui jaringan e-commerce, di sana bisa dapatkan apa yang kita inginkan dengan pilihan harga yang menarik.
Mie instan ini saya katakan rekomended untuk dicoba, jika rasa mahal untuk sesuatu yang lebih sehat kenapa tidak. Hanya saja memang porsinya tidak cukup membuat saya kenyang, kalau perlu, saya harus buat tiga bungkus sekaligus untuk dapatkan sensasi #kenyang. Segitu dulu deh catatan saya, soal mie instan Lemonilo, selamat mencoba. -cpr-
Soal rasa, agak berbeda dengan mie instan yang biasa saya makan selama ini, kenyal untuk ukuran mie kecil seperti ini. Beda dengan kenyalnya mie instan dari Indomie rasa Mie Aceh, kalau itu dia kenyal karena mienya besar-besar. Yang membuat rasanya jadi biasa ya itu karena rasa yang saya makan ini adalah rasa 'mie goreng'. Mungkin kalau saya coba rasa lainnya, sensasinya bisa berbeda. Tapi secara umum saya suka sih, mungkin akan saya coba rasa lain jika saya menemukan rasa yang lain.
Kalau hasil searching, Lemonilo ini punya beberapa rasa, antara lain ada yang berkuah itu rasa ayam bawang, rasa kari ayam, seperti yang saya lihat di website Lemonilo, klik saja link terkaitnya pada tulisan bergaris bawah. Kalau soal harga, yang saya temui di salah satu swalayan di Pandaan, dijual dengan harga Rp 6.200,- per bungkus. Murah? Mahal? Relatif sih, jika dibandingkan dengan mie instan biasa ya mahal, tapi dengan melihat "alami" yang coba ditawarkan Lemonilo, rasanya sih worth it.
Pastinya saya akan mencari rasa lainnya di swalayan yang saya sambangi, sekalian juga mengetes penyebaran pemasaran mie instan ini. Cara yang paling mudah ya melalui jaringan e-commerce, di sana bisa dapatkan apa yang kita inginkan dengan pilihan harga yang menarik.
Mie instan ini saya katakan rekomended untuk dicoba, jika rasa mahal untuk sesuatu yang lebih sehat kenapa tidak. Hanya saja memang porsinya tidak cukup membuat saya kenyang, kalau perlu, saya harus buat tiga bungkus sekaligus untuk dapatkan sensasi #kenyang. Segitu dulu deh catatan saya, soal mie instan Lemonilo, selamat mencoba. -cpr-
Sepertinya belum ada di minimarket2 di tempat saya
BalasHapusSama sih, saya cari di minimaket di Depok langganan saya juga belum ada. Ini saya dapat waktu di Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur di Sardo Swalayan.
HapusBaru tau ada mie instan Lemonilo. Besok cari ahh nyobainn
BalasHapusCoba terus komen ya ;) pengen tahu
Hapusdipasuruan belum ada y
BalasHapusUntuk beberapa waktu terakhir ini, mie ini memang sulit ditemuin di supermarket. Tidak tahu kenapa, mungkin ini soal produksi dan distribusi saja.
HapusMengingat mie ini tanpa pengawet, jadi ketahanannya tidak bisa lama. Soalnya di Pandaan, Sidoarjo juga sulit ditemui.