SiRed Sepeda Lipat

SiRed begitu saya beri nama, sepeda lipat yang saya peroleh tidak baru, melainkan second dari transaksi olx. Pemilik sebelumnya itu orang Pejaten, saya lupa namanya, tapi saya masih ingat rumahnya, di Perumahan Karang Pola.

Sepeda lipat ini saya peroleh dengan harga Rp 600.000,-. Mahal? Relatif sih ya. Ketika pertama search di olx, saya sudah memilih beberapa unit, tapi saya tertarik sama unit di Pejaten ini karena sesuai kebutuhan dan referensi saya. Referensi saya itu adalah kecil dan sudah bertransmisi. Kecil di sini soal roda, soalnya kalau roda besar, pasti pas dilipat dimensinya juga besar. Karena saya sadar, budget terbatas tidak mungkin dapat seli (baca: sepeda lipat) kecil dan ringan ala-ala Brompton atau Dahon.

SiRed Terparkir di depan kamar, mejeng di pagi hari sebelum berangkat kantor

Seli yang sekarang jadi milik saya ini saya kasi nama SiRed, karena warnanya yang merah. Oh iya, alasan lain saya tertarik sama seli ini adalah warnanya. Seli ini telah di-repaint sama pemilik sebelumnya, jadi tidak tahu ini merknya apa, tapi saya kira ini Exotic punya.
Saya beli seli ini tahun lalu, sekitaran Juni 2018, beli lantaran mau pindah kantor, nampaknya butuh moda tambahan buat menuju kantor dari halte bus.

Tapi setelah unit diterima, timbang menimbang, repot juga meskipun seli. Yang membuat repot bukan lipatannya yang tidak kecil tapi bobotnya yang menurut saya, terlalu berat. Kalau saya tidak salah hitung, kurang lebih 20 kg sih ada. Bayangkan saja ribetnya, angkat itu naik turun tangga. Seli yang saya punya ini tidak seperti seli impor yang bener-bener praktis dan simpel.

Alhasil, sejak Juni 2018 sampai Januari 2019 SiRed ini tidak pernah saya pakai, hanya teronggok di sudut kamar. Baru pada Februari 2019 ini saya menugaskan SiRed untuk bike to work bersama saya di perantauan.



Ukuran SiRed ini terbilang kecil sih, ya rodanya itu mungil, entah itu ring berapa. Tersedia juga transmisi multi speed up to 6 speed Shimano SiS Index dishifternya. Panjangnya itu kurang lebih satu meter dari ujung ban belakang ke depan. Kalau dilipat itu dimensinya 80x30x45. Bobot ketika dilipat 15-20 kg. Tersedia raking bagasi (baca: boncengan), tapi hanya untuk membawa orang paling anak kecil, tahu sendiri bannya saja kecil begitu.


Satu hal yang saya suka dari sepeda ini adalah joknya, meskipun tidak ada shock breakernya, tapi tetap nyaman dikendarai. Empuk, penampang joknya lebar dan mode joknya seperti jok sepeda jadul, ada per tersendiri.

Kelemahan sepeda ini selain berat adalah kurang rigid, framenya oke kuat dan berat, tapi saya kurang percaya pada engselnya. Pengunci engselnya itu tidak meyakinkan dan mudah aus, entahlah ini kualitas material atau emang waktu bikin sepeda ngasal. Kemudian ya, engsel pengunci bagian stang juga kurang kuat, jadi agak oglak-oglek, ya semua seli lokal masalahnya pasti sama. Pengunci bagian jok, itu juga murang kuat mengunci, jika diduduki orang dengan bobot diatas 65 kg, pasti ambles deh.


Kelemahan lain masih soal pengunci, lebih tepatnya posisi peletakan pengunci frame bagian tengah nampaknya kurang pas. Pengunci di bagian tengah itu jadi sering nyangkut kalau kita pakai rok, celana panjang model beggy atau cut bray, dimana si tuasnya nyangkut di lubang celana yang di kaki. Ini mengganggu sekali, sumpeh deh. Harusnya ditaro di tempat lain keq.


Lainnya saya tidak ada komplain sih. Kalau transmisi agak-agak gak lancar itu karena maintenance yang kurang baik saja, pemilik sebelumnya tidak memperhatikan bagian itu selama menggunakannya.

Saya menikmati bersepeda dengan SiRed, dengan catatan medan yang dilalui ya datar-datar, kalau pun menanjak elevasinya tidak lebih dari 15 derajat lah atau 10 derajat saja cukup.

Catatan terakhir, kalau pakai seli itu apalagi sudah kenal kelemahan seli -nya, pakainya jangan sembrono, lubang hajar, turunan srandal-srondol. Wajib hati-hati ketika engsel penguncinya tidak bekerja dengan baik. Kalau dibawa santai, nyaman dan menyenangkan.


Segitu saja deh catatan saya tentang SiRed ini. Tidak banyak spesifikasi yang bisa saya bagikan, maklum saja namanya juga sepeda boleh beli bekas, yang sudah tidak orisinil seperti aslinya dulu waktu baru. Happy cycling. -cpr-

1 komentar:

  1. SiRed ini saya tinggal di Pandaan. Saat kepulangan saya tanggal 25 Mei 2019, SiRed saya tinggal di sana. Ya mudah-mudahan tak terbengkalai ya ;) soalnya sempat ada yang sabotase, ban depannya bocor, entah siapa pelakunya #jahat

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.