Sandal Gunung

Iseng beberapa kali melintas di jalan ini, saya sering lihat penjual yang menjajakan sandal gunung berwarna-warni. Iseng sih, pengen liat, tapi karena jalanan ini selalu padat, jadi tidak ada kesempatan berhenti. Eh, baru kemarin akhirnya sempat untuk berhenti.


Saya coba, dan pilih satu pasang yang berwarna merah. Oke sih dari jauh, saya kira tiruan dari merk tertentu, alias KW nya. Tapi ternyata, sandal gunung ini punya merk nya sendiri, Atheena Adventura. Boleh juga sih.

Model juga oke, kelihatannya kuat. Akhirnya saya putuskan ambil sepasang, berwarna merah dengan ukuran 43.


Untuk solnya terbuat dari bahan karet, cukup tebal, ada dua lapis, lapis sol bagian bawah dan sol yang bersentuhan dengan kaki. Strip bagian depan ada 3, untuk mengikat punggung kaki. Paling depan dekat dengan jari-jari, lanjut ke atas sedikit di punggung kaki, naik lagi di bagian pergelangan dan ikatan kaki bagian ke belakang. Swivel antar ikatan yang berbahan kain kanvas ini ada yang dari besi di bagian depan. Untuk bagian tengah dan belakang menggunakan swivel berbahan plastik.

Sebelumnya saya memang belum pernah coba pakai sandal gunung ala-ala anak gunung. Jadi saya tidak punya pembanding. Tapi semoga saja, Atheena Adventura ini kuat. Hanya waktu yang membuktikan. Kalau sekiranya memang tahan banting, pengen juga koleksi warna lainnya, untuk ngikutin dresscoat.cpr

Contact for this item:
Twiter: @atheenasandals
FB: atheenaadventure
Email: info.atheena@gmail.com
Web: http://atheenasandals.com

22 komentar:

  1. Websitenya ternyata belum terdaftar ;(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nambahin, kalau pakai sandal, usahakan pakai kaos kaki, besi swivel di sudut kanan atas, sering bergesekan dg punggung jari kelingking kanan, jd bkin sakit dpakai jalan lama. Meminimalisir bs pakai kaos kaki agak tebal, jd aman.

      Hapus
  2. Aku pengin beli dong, ini warnanya keren banget.. Merah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mba @ella posisi dimana memangnya. Hmm, belakangan ini abang yang jual tak tampak jual lagi, biasanya menjajakan di trotoar menjelang stasiun LA, kalau dari arah Jakarta.

      👍

      Hapus
  3. Saya dulu sempat punya, tapi warnanya hitam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Awetkah? Bagaimana nasibnya, masih bagus gak?
      Saya jarang pakai, karena lebih nyaman pakai sepatu karet ;)

      Hapus
  4. sendal gunuung, sendal favorit saya^^. dari dulu sampe sekarang sya masih pake sendal gunung. g tau kenapa saya merasa pede ketika memakai sendal ini. ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keren sih memang, bahkan ternyata masih awet sampai saat ini lho itu sandal, hanya warna agak luntur dan perlu lem tambahan

      Hapus
  5. Modelnya sebenarnya tidak kalah dimakan jaman, tetep style aja, tinggal main warna aja deh biar lebih match ;)

    BalasHapus
  6. setuju bang.. saya justru suka pake ini karena modelx. tapi suka warna yg gelapan.. biar g gampang kotor

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biar gak kelihatan kalau kotor yak ;) asal jangan kotor debu. Kalau debu, warna hitam kelihatan kusemnya

      Hapus
    2. punyaq yg sekarang udah kusam bang... udah minta adik kayak sendalnya... haha

      Hapus
    3. Ya ud, cptn bikin adik nya hahahaha

      Hapus
  7. Anti air kelihatannya, keren Gan cocok buat Petualangan. Salam buat semuanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sejauh ini sih belum dipakai dimedan berat apalagi hujan2an atau naik gunung, ke curug dll. Jadi masih aman terkendali.
      Tp blm yakin ini sandal kuat di segala medan. Kehandalannya belum teruji.

      Hapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  9. Sesekali aku juga suka pakai sandal gunung,mas.
    Dipakainya enteng, modelnya juga simple.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul ;) tapi kenyamanan ky nya hrs nyesuaikan dg hrg x, mybe ad hrg ad rupa jg.

      Hapus
  10. Testimoni:
    Beberapa kali pakai sandal ini, saya jadi paham karakter si sandal. Nampaknya tidak cocok untuk dipakai berdiri lama-lama, bikin pegel. Rasa pegelnya itu seperti orang keseleo di bagian pergelangan mata kaki dan punggung kaki.

    Pakai sendal ini saat naik krl atau transj berdiri, sangat tidak disarankan, apalagi berdiri di halte tanpa disediakan tempat duduk. Bener deh, pegel.

    Untuk jalan lama, misalnya hiking juga tak disarankan.

    Meskipun sandal gunung modelnya, tapi ini hanya cocok buat dipakai untuk pergi2 ringan, tidak untuk waktu yang lama. Jika waktu yang lama banyak duduk dan tidak berpijak lama masih oke.

    BalasHapus
  11. Akhirnya, setelah saya ajak petualangan di Pandaan, Jawa Timur selama tiga bulan lebih, pergi naik turun gunung, cemplung air terjun, jalan-jalan sana-sini, pada Minggu, 19 Mei 2019 ketika pergi ke Paralayang, Batu yang edisi kedua kalinya, ini sandal jepat juga, sol bagian bawahnya itu jepat mangap minta makan, pada kaki bagian kiri.

    Bener-bener deh, seharian jalan-jalan dari Paralayang, Selecta hingga alun-alun Batu saya jalan dengan sandal jepat ini. Entahlah masih bisa diselamatkan apa tidak, mungkin perlu dilem lagi atau disol jahit supaya awet.

    Akankah pensiun dini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah pensiun itu sandal, gak tw ada dimana saat ini, saya buang kali.

      Hapus
  12. Ternyata sandal ini diperbaiki lagi dan digunakan sama ayah saya di Cirebon.

    Hari ini sandal itu melakukan tripnya ke Denpasar, semoga baik² saja ya.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.